Kisah orang-orang yang sakti mandraguna tentu bukan dongeng khayal semata.ada kisah orang sakti yang tidak mempan oleh senjata apapun,bahkan kisah orang yang tahan panas bara api itu benar-benar terjadi dan ada di dunia ini.penulispun pernah bertemu para sesepuh guru ilmu batin yang zaman mudanya dahulu dikenal oleh masyarakat sebagai seorang yang sakti mandraguna.
Ketika penulis meminta untuk menurunkan ilmu yang dimilikinya,sering sesepuh guru besar penulis mengatakan" Apakah anak muda zaman sekarang mampu melakukan tirakat seperti zaman muda saya dahulu"
sacara umum,generasi sekarang di anggap generasi yang tidak lagi kuat melakukan laku prihatin sehingga tidak memiliki khas menjadi orang sakti.hal itu disebabkan kebiasaan yang tidak mampu mengekang hawa nafsu,mulai dari nafsu makan,dan keinginan lain yang bersifat duniawi.
perbedaan orang zaman sekarang dan orang-orang terdahulu terletak pada keyakinan terhadap ngelmu dan kesungguhanya.dalam melakukan laku prihatin,majunya tingkat rasionalitas masyarakat secara tidak langsung mulai meminggirkan kepercayaan-kepercayaan terhadap hal-hal yang berbahu mistik.walaupun tidak sampai tingkat antipati,kesan ragupun mulai banyak menghadapi manusia zaman sekarang.namun,pada sisi lain,kita melihat banyak orang jenuh degan peredaran modern,lalu mencoba berkreasi ke alam mata fisis.oleh karena itu,dalam kondisi ekonomi yang sangat sulit,dan persaingan hidup yang sangat ketat,ilmu yang membawa kemakmuran,kerezekian makin banyak diburu.
Dalam menampuh laku yang berkaitan dengan ilmu gaib,kita mengenal ada dua jalur yang biasa di tempuh,yaitu jalur tarekat dan jalur tirakat.yang dimaksud dengan tarekat adalah sebuah perjalanan menuju rido tuhan yang banyak dilakukan agamawan.konsep ini disebut konsep mendekat sementara itu.
Tirakat adalah sebuah laku prihatin yang kental dengan nuansa budaya.sebagai contoh,pati geni,ngebleng,ngrowot,mutih,dan sebagainya.dalam agama puasa tirakat tidak terbahas.konsep tarekat lebih manusiawi tidak sampai menyiksa diri.sebaliknya,konsep tirakat identik dengan laku menyiksa diri.laku tirakat ini masih menimbulkan kontroversi.ada pihak yang mengujinkan dan adapula yang mengharamkan,karena dikwatirkan merusak kesehatan badan.sebenarnya dalam konteks pengertian,puasa dan tirakat justru menimbulkan kekuatan dalam diri kita yang orang lain tidak memilikinya.
Ketika penulis meminta untuk menurunkan ilmu yang dimilikinya,sering sesepuh guru besar penulis mengatakan" Apakah anak muda zaman sekarang mampu melakukan tirakat seperti zaman muda saya dahulu"
sacara umum,generasi sekarang di anggap generasi yang tidak lagi kuat melakukan laku prihatin sehingga tidak memiliki khas menjadi orang sakti.hal itu disebabkan kebiasaan yang tidak mampu mengekang hawa nafsu,mulai dari nafsu makan,dan keinginan lain yang bersifat duniawi.
perbedaan orang zaman sekarang dan orang-orang terdahulu terletak pada keyakinan terhadap ngelmu dan kesungguhanya.dalam melakukan laku prihatin,majunya tingkat rasionalitas masyarakat secara tidak langsung mulai meminggirkan kepercayaan-kepercayaan terhadap hal-hal yang berbahu mistik.walaupun tidak sampai tingkat antipati,kesan ragupun mulai banyak menghadapi manusia zaman sekarang.namun,pada sisi lain,kita melihat banyak orang jenuh degan peredaran modern,lalu mencoba berkreasi ke alam mata fisis.oleh karena itu,dalam kondisi ekonomi yang sangat sulit,dan persaingan hidup yang sangat ketat,ilmu yang membawa kemakmuran,kerezekian makin banyak diburu.
Dalam menampuh laku yang berkaitan dengan ilmu gaib,kita mengenal ada dua jalur yang biasa di tempuh,yaitu jalur tarekat dan jalur tirakat.yang dimaksud dengan tarekat adalah sebuah perjalanan menuju rido tuhan yang banyak dilakukan agamawan.konsep ini disebut konsep mendekat sementara itu.
Tirakat adalah sebuah laku prihatin yang kental dengan nuansa budaya.sebagai contoh,pati geni,ngebleng,ngrowot,mutih,dan sebagainya.dalam agama puasa tirakat tidak terbahas.konsep tarekat lebih manusiawi tidak sampai menyiksa diri.sebaliknya,konsep tirakat identik dengan laku menyiksa diri.laku tirakat ini masih menimbulkan kontroversi.ada pihak yang mengujinkan dan adapula yang mengharamkan,karena dikwatirkan merusak kesehatan badan.sebenarnya dalam konteks pengertian,puasa dan tirakat justru menimbulkan kekuatan dalam diri kita yang orang lain tidak memilikinya.