Sesuai tempat kediamannya, bangsa jin digolongkan sebagai jin daratan,
jin air dan jin udara.
Jin daratan bisa adalah bangsa jin dataran rendah, pesisir pantai,
bukit, gunung dan hutan.
Jin air bisa adalah bangsa jin penghuni sungai, danau, situ, pantai dan
laut.
Jin udara hidup dan berkedudukan di udara, + 1 km di atas laut atau
daratan.
Masing-masing golongan jin tersebut tidak bersosialisasi dengan golongan
jin dari tempat kediaman yang lain. Bila ada jin daratan yang akan
menyeberang ke pulau lain, selagi masih di daratan ia harus menghindari
lokasi yang penguasa gaib daratannya lebih kuat daripada dirinya, dan
sesampainya di laut, ia juga harus mencari 'jalan' yang keberadaan jin
air / laut lebih rendah kekuatannya daripada dirinya (mungkin terpaksa
harus berliku-liku).
Begitu juga jin air yang ingin ke daratan atau melewati suatu pulau.
Selain harus menghindari lokasi yang penguasa airnya lebih kuat daripada
dirinya, sesampainya di daratan, ia masih harus mencari 'jalan' yang
keberadaan jin daratan lebih rendah kekuatannya daripada dirinya.
Itulah sebabnya manusia yang mempunyai jimat untuk kesaktian kanuragan
maupun kesaktian gaib, terutama yang khodamnya sifatnya menonjolkan
kekuatan dan kegagahan, bila berpindah pulau, atau menyeberangi jembatan
sungai, atau bila berada di atas laut, kadangkala kemudian jimatnya
tersebut tidak berfungsi. Sebabnya adalah karena khodamnya tidak dapat
terus berada di dalam jimat tersebut yang posisinya sedang berada di
atas air yang mungkin di tempatnya berada ada penguasa air yang lebih
sakti daripada dirinya, dan terpaksa harus mencari 'jalan' lain yang
lebih aman baginya, atau mungkin juga sama sekali tidak dapat
menyeberang, sehingga jimatnya tersebut menjadi tidak berfungsi.
Tetapi jimat yang berfungsi selain untuk kesaktian, yang khodamnya tidak
menonjolkan kekuatan dan kegagahan, misalnya untuk keselamatan,
pengasihan, dsb, biasanya bisa menyeberang, karena khodamnya lebih bisa
mengkondisikan diri untuk tidak menonjolkan kekuatan dan kegagahan,
lebih bisa merendahkan diri untuk berkata: 'permisi numpang lewat'.
Selain sosok-sosok bangsa jin yang biasa berada di lingkungan manusia,
atau yang sudah dikenal atau biasa ditemui manusia, beberapa contoh
sosok bangsa jin yang akan kami sebutkan adalah sosok-sosok yang
bersifat khusus, yang berdimensi tinggi (tetapi tidak terlalu tinggi),
yang mungkin belum banyak diketahui oleh manusia dan bisa menjadi bahan
latihan melihat gaib untuk kita yang sudah bisa melihat gaib